SPPG 001 Lanud Iswahjudi, Maospati, Magetan, menjadi dapur utama penyedia makanan bergizi bagi puluhan sekolah penerima program Makan Bergiz...
SPPG 001 Lanud Iswahjudi, Maospati, Magetan, menjadi dapur utama penyedia makanan bergizi bagi puluhan sekolah penerima program Makan Bergizi Gratis. |
Magetan – Dini hari di SPPG 01 Lanud Iswahyudi, lampu dapur menyorot wajah-wajah fokus. Aroma sayur segar dan lauk-pauk mulai menguar, menandai ritme kerja yang sudah dimulai sejak pukul 15.00, saat bahan-bahan segar tiba: sayur, buah, dan lauk-pauk yang masih tampak segar.
“Pengerjaan dimulai jam 15.00 sampai selesai, beralur ritme masuknya bahan olahan masakan, setelah itu dibersihkan dan dipotong-potong untuk dimasak,” ujar Aria Fajar, Kepala SPPG 01 Lanud Iswahyudi. Pemeriksaan kualitas bahan dilakukan ketat sebelum masuk dapur, memastikan semua aman dan segar.
Tim persiapan bekerja dari pukul 22.00 hingga subuh, membersihkan, memotong, dan menyiapkan bahan. Pukul 02.00, tim produksi yang terdiri dari satu kepala chef dan tiga asisten yang memasak. Semua mengenakan APD lengkap: hairnet, sarung tangan, dan pakaian khusus. Kebersihan menjadi prioritas utama.
| Proses memasak di dapur SPPG 001 Lanud Iswahjudi dilakukan secara terstandar, mulai dari pemilihan bahan hingga pengolahan menu sebelum dikirim ke sekolah. |
Aria menegaskan, “Sistem kerjanya di sini semua atas arahan dari pimpinan, harus disiplin, masalahnya harus dengan kebersihan. Karena melayani anak-anak sekolah kita ke depannya itu harus bagus.”
Setiap menu diuji kelayakannya melalui aroma, rasa, dan tingkat kematangan sebelum dikemas ke dalam ompreng, wadah khusus untuk MBG. Distribusi dilakukan dalam dua sesi: pagi pukul 06.00–09.00 dan siang 09.00–12.00. Setiap porsi telah melalui perhitungan ahli gizi, memastikan gizi seimbang sesuai kebutuhan anak-anak, dengan rasio karbohidrat, protein, dan vitamin yang terjaga. Menu dirancang untuk periode dua minggu, dengan masukan dari sekolah agar tetap bervariasi dan sesuai selera.
Di SMP Negeri 3 Maospati, 652 siswa menerima MBG setiap hari. Sri Ningsih salah satu guru di SMP Negeri 3 Maospati menyampaikan “Menu favoritnya ayam, selain itu telur dan lele, kalau ada anak alergi telur, menunya diganti ayam. Pengiriman tepat waktu, diambil pun tepat waktu, enggak ada masalah.”
Menurut Sri Ningsih, MBG membantu anak-anak tidak jajan sembarangan di luar sekolah. “Tingkat konsumtif jajan menurun. Anak-anak jadi hemat, gizinya lebih terjaga karena enggak jajan makanan yang belum pasti gizi dan asal-usulnya,” tambahnya.
| Siswa SMPN 3 Maospati menikmati santapan Menu Bergizi (MBG) saat jam makan siang. Hidangan disajikan dalam ompreng stainless yang dibagikan setiap hari melalui program MBG bekerja sama dengan SPPG 01 Lanud Iswahyudi. |
Della Intan Amelia, salah satu siswi kelas VIII, mengaku lebih bersemangat saat jam makan siang. “Enak, Mas. Biasanya saya beli jajan, tapi sekarang lebih suka makan MBG karena lauknya sering ayam,” ujarnya.
Hal serupa disampaikan Lutfi Akbar, siswa kelas IX. Menurutnya, variasi menu membuat mereka tidak mudah bosan. “Kadang ada buah, kadang sayurnya beda-beda. Jadi enggak monoton,” katanya.
Selain memenuhi kebutuhan fisik, MBG juga menumbuhkan disiplin dan karakter anak. Siswa terbiasa salat dhuha di pagi hari dan salat zuhur berjamaah sebelum makan siang. “Harapannya, setelah dikenalkan dengan salat bersama, anak-anak lebih teratur salatnya, lebih beriman, bertakwa,” jelas guru.
Selama pengambilan MBG, wali kelas memantau agar tertib. “Anak-anak piket bergantian, membawa sendok sendiri, dan sisa makanan dikumpulkan untuk evaluasi menu berikutnya,” tambahnya.
Program MBG merupakan inisiatif pemerintah, namun pelaksanaannya di Maospati didukung sepenuhnya oleh Lanud Iswahyudi melalui SPPG 01. Aris Setyono seorang pegawai di SPPG 01 merasa terbantu dengan adanya program MBG karena membantu dari segi ekonomi, “Selama saya bekerja di SPPG, saya senang dan bahagia. Sistem kerjanya kekeluargaan, segala sesuatu dimusyawarahkan. Program ini jelas membantu kesejahteraan dan ekonomi kami.” ujar Aris.
Kepala SPPG, Aria Fajar, menambahkan bahwa tantangan meliputi menjaga kualitas bahan, kesiapan tenaga kerja, dan konsistensi menu sesuai standar gizi.
Hingga saat ini, MBG telah berjalan selama tiga bulan, mencakup 28 sekolah dari PAUD hingga SMA, dengan 47 tenaga kerja yang mayoritas perempuan muda berdedikasi tinggi. SPPG 01
menjadi pusat simbiotik antara kerja keras, masyarakat, dan generasi muda. Aroma masakan yang menggugah, ompreng rapi yang siap dibagikan, dan senyum anak-anak yang menikmati hidangan bergizi menjadi bukti nyata bahwa kerja sama yang baik dapat membentuk masa depan cerah.
Program ini, meski lahir dari kebijakan pemerintah, menunjukkan bagaimana institusi militer seperti Lanud Iswahyudi berperan aktif dalam tanggung jawab sosial untuk mendukung pendidikan dan gizi anak-anak. Dari gelap dini hari hingga meja makan, setiap langkah SPPG 01 mengantar harapan dan membangun generasi berkualitas, yang kelak menjadi bagian dari Indonesia Emas 2045.

COMMENTS